Cepat matanya menyapu permukaan daun jendela kaca yang menghadap bangunan-bangunan menjulang di hadapannya.. Lantas, bergegas ia ke dapur. Dibukanya pintu-pintu lemari dapur, masih adakah tersisa 100-200 gram tepung terigu? Dibukanya kulkas, ada tersisa dua butir telur stok terakhir belanja kemarin, dan hanya ada 200 ml susu dalam galon susu. Diambilnya wadah cembung untuk mengaduk adonan. Lalu, diaduknya pelahan hingga halus dan pas kekentalannya, dan sebentar kemudian, meluncurlah seentong dua entong adonan pancake ke pan yang sudah dipanaskan.
Alhamdulillah, cukup untuk mengenyangkan hari ini, katanya dalam hati.
Duduk ia di tepi meja berkaki rendah menghadap ke jendela tadi. Dinikmatinya dua lembar pancake tebal dan secangkir hangat teh yang daun-daun tehnya merekah berbentuk bunga jika terendam air panas. Matanya menatap pemandangan ke jalanan agak jauh di depan sana. Matahari musim panas yang tak seberapa terik, dan angin yang bertiup lembut terlihat dari gerakan bendera di ujung bangunan toko di sebelah sana...
"Bismillaahirrohmaanirrohiim --aku hadapi 2014 dan seterusnya optimis", "Ya Allah, doaku sungguh kehadapanMu, ya Rabb".
Pikirannya melayang ke ayah bundanya di negeri lain yang selalu mendoakannya.***
Yokohama to Melbourne. 1 Jan 2014.4.06