Koran-Sindo.com. Edisi 23-08-2016
Pameran
Produk Kerajinan Indonesia di Jepang

LIBUR musim panas tahun ini di Jepang, khususnya di Kota Hiroshima,
disemarakkan dengan hadirnya Indonesia Fair 2016 .
Dari tahun ke tahun, berbagai produk kerajinan Indonesia berpartisipasi dalam
in-store promotion. Kali ini di pertokoan bergengsi Mitsukoshi-Hiroshima, kerja
sama Hiroshima-Mitsukoshi Co Ltd, Konsulat Jenderal Republik Indonesia di
Osaka, Indonesian Trade Promotion Center di Osaka, La Leur Co Ltd, dan 13
produk Indonesia disuguhkan warna kehangatan bagi pelanggan setia di lantai utama
Mitsukoshi selama seminggu, 9- 15 Agustus 2016.
Pembukaan Indonesia Fair 2016 dihadiri Hirofumi Matui, President Mitsukoshi
Department Store, dan Kozo Tamura, Ketua Hiroshima- Indonesia Association. Ini
adalah kedua kalinya Indonesia ikut ambil bagian dalam in-store exhibition di
departement store berkelas, Mitsukoshi Hiroshima, sementara yang pertama
diadakan pada 2012.
Tercatat ada 10 perusahaan langsung dari Indonesia dan tiga perusahaan dari
Jepang (mengelola produk-produk Indonesia di Jepang) yang berpartisipasi.
Mereka adalah Runa Jewelry (silver jewelry ), Deer Leather (tas kulit domba),
Scano Exotic Indonesia (tas kulit reptil), Karitaloka (shawl batik ), Galery
Batik Jawa (batik indigo), Sumba Art (batik beads bag ), Boutique Tuty Cholid (tenun
apparel), Kanawida (indigo linen apparel), Negarawan International Group (RHY
rattan beads bag), Amanda Tania (batik dan tenun ikat), Salju (Indonesia tea ),
Oshare Komachi (ata bag), dan Myu-International (Indonesia antik furniture ),
yang berkualitas tinggi.
Agustus ini memang merupakan bulan penting bagi warga kota yang sangat punya
sejarah bagi Jepang, bahkan dunia, di zaman Perang Dunia II. Bulan ini juga
merupakan bulan penting bagi masyarakat Jepang, karena ada perayaan Obong
(mendoakan para leluhur yang sudah tiada), di mana masyarakat Jepang “pulang
kampung” untuk berkumpul bersama keluarga.
Hari libur tersebut dipergunakan mereka untuk mengunjungi keluarga dan
berjalan-jalan di pertokoan dan objek turis lainnya. Tepat waktunya jika Indonesia
Fair kali ini mengambil kesempatan di musim panas ini. Kota Hiroshima dipilih
karena berpotensi cukup besar untuk menarik minat warganya akan produk-produk
Indonesia.
“Event ini termasuk dalam kegiatan mempromosikan kerja sama bisnis dan budaya
antara Indonesia dan Jepang. Selanjutnya diharapkan bisa rutin terselenggara
agar produk-produk nonmigas Indonesia semakin dikenal masyarakat Jepang,” tutur
Wisnu Edi Pratigno, Konsul Jenderal Konsulat Jenderal Republik Indonesia dalam
sambutannya.
Penjualan selama seminggu ini sangat menggembirakan. Masyarakat Jepang-
Hiroshima lebih mengenal Indonesia. “Kami pun sangat memperhatikan after sales
service , ITPC akan menjembatani jika diperlukan,” kata Hotmida Purba, Direktur
Indonesian Trade Promotion Center. Bagi para peserta in-store exhibition , yang
sudah berkali-kali dan rutin mengikuti event serupa, selalu ada pengalaman baru
menghadapi pelanggan Jepang.
Terpenting, selalu meningkatkan kualitas. Runa Jewelry yang sudah sejak 2000
masuk ke Jepang ke berbagai department store ternama terus mempersembahkan
kerajinan perak high end product -nya, memiliki pelanggan setia di setiap kota
di Jepang yang didatangi, termasuk di Mitsukoshi Hiroshima.
“Akan halnya tas kulit buaya dan kulit ular piton, tas kulit reptil ini ada
peminat khusus. Buatan Indonesia ini sangat bersaing dalam soal harga dengan
kualitas tidak kalah dengan yang dibuat Jepang,” ujar Oni Meilani dari Scano
yang sudah berkali-kali ikut pameran di Jepang. Scano dibuat dengan
memperhatikan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of
Wild Fauna and Flora ).
Begitu juga Deer Leather, tas kulit domba yang dianyam halus, sangat ringan.
“Suatu waktu pameran di Jepang, begitu buka koper, langsung diserbu buyer ,”
kata Era menceritakan suksesnya pameran tahun sebelumnya. Untuk tenun, seperti
tenun rang-rang dari Bali dan tenun ikat yang diproduksi desainer Tuty Cholid,
juga memiliki peminat khusus dengan motif-motif ikat yang sangat memiliki ciri
khas tinggi.
Orang Jepang sangat paham dengan sistem pewarnaan kain secara ikat, di Jepang
dikenal dengan kain shibori. Busana kana yang mengedepankan pewarnaan indigo
sudah mendapat tempat di hati orang Jepang. “Motif yang saya buat sengaja
menyesuaikan minat mata orang Jepang,” kata Sancaya Rini. Pewarnaan serupa,
indigo, adalah highlight yang ditampilkan Galeri Batik Jawa dari Yogyakarta.
Para perempuan Jepang sangat senang mengenakan scarf batik natural indigo ini
di leher. Sumba Art Bag yang menampilkan tas batik yang dipayet indah juga
tidak sepi peminat. “Bagi peserta yang baru terlihat ada minat yang
menggembirakan terhadap tas rotan etnik dengan sentuhan manik motif Dayak,”
kata Emi Helmi dari RHY’s Rattan Beads Bag.
RAHMAYANTI HELMI YANUARIADI
Koresponden KORAN SINDO di Jepang