Tuesday, 11 March 2014

In memory 0f 11 March 2011:

Ganbarou!

--The Dynamics of the Earth to Renew a Hope of Life.

August 11, 2011 at 3:00pm
(After ten days elapsed, March 20, 2011 ...
People of Japan in the area of disaster: Sendai, Minamisanriku, Kesennuma, and surrounding areas affected by the disaster, began to organize life).

Ganbarou!
Tens of thousands of those who have died and are missing ...
The largest number after the victims of World War II against Japan.

Hours and hours of bobbing in the water…
this woman survives, but her mom and dad have passed away.
A man survived in the rubble of a house roof drifted away by water,
but his wife who was with him before, had disappeared ..washed away by tsunami (11/3).Ough!

A young girl screaming in tears calling her mother:
"Okaasan ..., okaasan ..." ("mama ... mama ..."), however, the mother never came ...
A young man was given a breath in between the ruins (19/3).
Unable to speak, because of the trauma.

However, life must go on ...
An old man in Kesennuma-coastal city that was destroyed,
sincerely opened his bicycle shop and helped people free of charge to repair,
in order for the community to continue their life ...,
So that everyone can go everywhere by bike. Even without their usual vehicles.
He wiped his tears, to throw the turmoil of his heart away, continued work.
He is an old one that still wants to see the community rise.

Ganbarou!

School age children in the center of the evacuation shelter have help.
The school graduation events  in the area of disaster still continued.
"Don't give up", posters of messages that they create together were plastered.
Yes, these children felt the need to do something to encourage all the people.
"We are all united to fight  through all this ...".
Sung by the school children in the graduation event to sound optimistic ... "Shiawase ... shiawase ..." ("Happy ...happy ... "), (19/3).

Delivered with the new spirit of shedding tears.
The spirit, which remained attached to the body of this nation.
"If young people leave the country",
"Who else is going to build this back?"
"We stay here ..."
Thank God, they are still given the chance and sense to connect to their live...
Ganbarou!  Ganbarou Nihon! (The spirit of Japan!)

Rahmayanti Helmi Yanuariadi (Emi) (Yokohama/ 20 Maret 2011, 15.31 JST).
Poem --Rahmayanti Helmi Yanuariadi: "Ganbarou!" (NOOR magazine, May 2011, p. 120)
Mengenang Gempa dan Tsunami, 9SR, di Jepang 11 Maret 2011.

Saya menulis kisah ini tiga tahun lalu,

Japan Disaster --Tsunami Sendai 11/3 2011. Terus Menyelamatkan sampai Kesempatan Terakhir...

April 4, 2011 at 7:36pm

       Miki  Endo, 24, petugas Disaster Prevention Departement, Town Hall,  di Minamisanriku,  mengumumkan melalui  pengeras suara khusus yang dipasang menjangkau wilayah kota/kelurahan:  bahwa tsunami on the way datang. Sirine dibunyikan. Suara Miki bergema dengan echo. "Tadaima tadaima (halo halo sapaan awal greeting). Jangan  mendekat ke pantai..tsunami datang... " Dia terus bicara  dari  lantai dua kantornya. Suaranya tenang layaknya pengumuman biasa.


Teman-temannya lari menyelamatkan diri, sementara dia tetap berdiri di kantornya mengumumkan.. sampai terakhir...               
       Banyak yang mendengar pengumuman itu. Namun, Miki  hingga sekarang tak ditemukan.       
Bangunan kantor tiga lantai tegak berdiri, tinggal rangka bangunan  segi empat, tapi dinding-dinding yang menutup bangunan rusak parah. 
   
      "Rasa kebangsaannya tinggi," kata ayahnya. "Dia anak perempuan yang baik," kata ibunya. Sehari sebelum kejadian Miki sempat berjumpa orangtuanya, dan mengatakan: “Hati-hati, mama”.
Miki baru bekerja di kantor itu sejak tahun lalu.
       Kalau bekerja, orang Jepang terkenal teliti; bangsa Jepang mengenal istilah karoshi suru (meninggal karena bekerja kelelahan), mereka menganggap ini mati  terhormat.
       Kedua Orangtua ini ingin mendengar suara Miki lagi dengan melihat rekaman film yg memuat suara Miki,  "Tadaima..Tadaima..".     Ibu Miki menangis melihat ini, tayangan video itu memperlihatkan tsunami berjalan masuk kota, tapi "Miki terus mengumumkan",’ kata ibu ini lirih sambil menyeka airmatanya.

 
       Kalau bencana Jepang ini diamati, banyak sekali tayangan video shoot-nya. Sehingga kita banyak tahu kejadiannya seperti apa. Rupanya teknologi handphone yang bisa jadi merekam semua ini (handphone yg lebih handy sangat memungkinkan merekam semua kejadian ini, karena hampir semua orang memiliki handphone). Atau bisa saja kemana-kemana membawa video camera yang sekarang bentuknya kecil,  ringan, dan canggih.

*Rahmayanti Helmi Yanuariadi (Yokohama), 25/3, 2011,  sumber:NHK World 24/3, 2011.

The dynamic of the earth to renew a hope of life. Photo taken by Rahmayanti Helmi Yanuariadi, 21 May 2011, in Ishinomaki city, Japan. 



Monday, 3 March 2014

BERGEGAS


Hidup itu seperti berlari mengejar apa-apa yang diinginkan.
Tentu boleh juga mampir minum, lihat-lihat pemandangan yang bagus dulu.
Lihat-lihat komedi lucu-lucu yang menghibur hati.
Lalu bergegas lagi. 

Itu kata-kata orang bijak, dan semestinya begitu..

Hidup itu seperti membuat program kejar tayang.
Tidak ada sepersekian detik waktu luangpun rasanya.
La haula wala  quwwata illa billahil  'aliyyil adzim.
Senantiasa memohon kekuatan kepada Nya. 

Di antara sepersekian detik hati yang bergegas, 
Anak-anak selalu mampir di pelupuk mata.
Saat nya mereka menapaki hidupnya sendiri.
Semoga tanggungjawab pribadi kepada sang Khalik, 
orang- orang dan makhluk hidup di sekelilingnya yang selalu diajarkan kepada mereka,
menjadi patokan hidupnya.

RHY
Karang Bolong II, Ancol Barat, North Jakarta.
4 Maret 2014. 
Happy Barakallahu  Birth Day  for our lovely daughter Emira Rosyada. 





HARI-HARI

  HARI-HARI 1 Tidak ada yang muluk, karena tidak perlu muluk. Muluk cuma sebatas angan? Ah, ya engga juga, ia bisa jadi kenyataan. Tapi ya g...