Tuesday, 5 June 2018

Kehidupan Ramadhan 2017/1438 H di Tokyo



Teks, foto, video: Rahmayanti (Tokyo).

Berpuasa Ramadhan di negeri orang memang terasa berbeda. Boleh dibilang bisa lebih 'resep', dalam keterbatasan kita; karena selama sebulan kita bisa menikmati tausiah para ustadz Indonesia yang sengaja diundang ke Tokyo, Jepang. Biasanya bergantian tiap minggu kami kedatangan seorang ustadz. Dalam  sebulan Ramadhan hingga sholat Ied, ada lima orang ustadz yang datang. 

Ini khususnya yang saya rasakan di Mesjid Indonesia Tokyo yang baru saja diresmikan sehari sebelum 1  Ramadhan tahun ini, tepatnya 26 Mei 2017 lalu. Mesjid yang baru berdiri ini karena tidak terlalu besar, maka ruangan hall besar di Balai Indonesia Tokyo di sebelahnya tetap digunakan, jika jamaah yang datang melebihi kapasitas tampung mesjid. 

Setiap hari Ahad  mesjid ini menyediakan buka puasa untuk siapapun yang datang. Sore sebelum nya digelar Tabligh Akbar dari para Ustadz tadi.

Seperti buka puasa Ahad kedua Ramadhan ini, para ibu sibuk menyediakan takjil dan menu buka puasa utk sekira 500 orang. Biasanya untuk penyedia buka puasa, para ibu sudah mengatur tugas secara bergilir siapa yang menyiapkan makanan. 
Berbuka puasa di Mesjid Indonesia Tokyo ini juga menjadi pelepas rindu akan menu makanan Indonesia, selain waktu bersilaturahim.

Saya yang tinggal di Yokohama, kota tetangga Tokyo, memakan waktu 45 menit untuk tiba di Mesjid Indonesia Tokyo, yang bersebelahan dengan Balai Indonesia dan Sekolah Republik Indonesia Tokyo di bilangan Meguro, Tokyo.

Di 10 hari terakhir ini mesjid membuka pintunya utk i'tikaf dan tausiah juga, serta disediakan hidangan sahur. 





Lebaran di Tokyo 1438 H

Teks & Foto: Rahmayanti Helmi Yanuariadi (Tokyo).

Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar. Laa ilaaha illallah wallahu akbar. Gema takbir.

Kemarin pagi bergegas dari Yokohama menuju Tokyo, Mesjid Indonesia Tokyo. Rencana naik sepeda ke stasiun kereta, tapi karena hujan sejak pagi, kami baik bis aja. Jam pertama bis 5.59 , tiba di Meguro Tokyo jam 6.59, wah sholat gelombang pertama tidaka terkejar, antrian sudah sampai jalan raya.

1 Syawal 25 Juni 2017 ini bertepatan dg hari Ahad, hari libur, jadi mereka yang jauh-jauh  luar kota yang dekat ke Tokyo berdatangan. Mereka sengaja menginap di mesjid yang bersebelahan dengan Balai Indonesia di Meguro. Di luar dugaan, pagi hari jemaah sudah penuh, sehingga gelombang pertama yang seyogyanya jam 7 pagi, dipercepat. 

Kami berjejer di pinggir trotoar yang ketika kami tiba antrian sudah hampir di akhir gelombang kedua , kalau beruntung kami masuk ke gelombang kedua.

Semalam, masyarakat khususnya yang datang jauh dari luar kota sudah berdatangan, dikabarkan sekira 2000 orang, mereka menginap di hall Balai Indonesia, mesjid dan ruang kantin. 

Subhanallah, rejeki hujan seharian di Tokyo mengantar para muslimin dan muslimah menunaikan ibadah sholat Idul Fitri. 

Pukul 9.00 terlaksana sholat Ied gelombang ke tiga.  Dan sekira jam 10 untuk gelombang ke empat atau terakhir. Tiga jam berdiri untuk antri giliran sholat, subhanallah, barakallahu, masih diberi kesempatan sholat Eid.

Setiap gelombang diperkirakan 2000 orang  jemaah. Yah, mungkin hanya 1 persen adalah muslim Bangladesh  dan negara Afrika yang kebetulan kedutaan besar nya berada di wilayah sekitar mesjid Indonesia Tokyo.


Beda sekali dengan Indonesia, yang tempat sholat Eid ada di mana-mana dan luas. Di luar negeri mayoritas non muslim ini , ya di Tokyo ini mesjid terbatas. Yang memungkinkan antri sholat bergantian karena keterbatasan tempat. Yang saya ceritakan ini adalah khusus jemaah muslim dan muslimah Indonesia di Tokyo dan sekitar. Bersyukur di Jepang ini kami diberi ruang untuk bisa menjalankan ibadah ini. Tentu saja ijin dari polisi setempat telah diperoleh. Tak terkecuali ijin dari masyarakat tetangga sekitar mesjid, karena menyangkut kehadiran orang dalam jumlah besar.

Usai sholat Eid, kamipun menuju Wisma Duta yang mengadakan open house. Dubes RI untuk Jepang, menyambut kami, bapak Arifin Tasrif dan nyonya. 

Menu lebaran istimewa lontong opor sudah siap menunggu masyarakat yang datang ber silaturahim. 

Selamat Idul Fitri 1438 H , mohon maaf lahir san bathin dari kami di Tokyo n sekitar.. 

(Keterangan: foto kami dengan. Bapak Dubes RI untuk Jepang, bapak Arifin Tasrif -- mengenakan busana koko Putih).






















(Ditulis: 2017).

HARI-HARI

  HARI-HARI 1 Tidak ada yang muluk, karena tidak perlu muluk. Muluk cuma sebatas angan? Ah, ya engga juga, ia bisa jadi kenyataan. Tapi ya g...