Wednesday, 25 February 2015

tak bertepi


poem


1.
Ah, ini hanya coretan-coretan belaka
Yang bisa dipahami bisa juga tidak
Daripada bergunjing di media sosial
Syukur kalau yang dibaca bagus, atau menjadi maklum kalau yang dibaca jelek isinya.

Membaca media sosial itu kadang mengesalkan, kadang sih..
Apalagi kalau bernada negatif
Jadi cukup lima – sepuluh sentimeter scrolling down
Habis itu ditutup saja.        
                                             
Lebih baik kali ini renungkan apakah hidup cukup berarti
Bagi diri sendiri dan orang lain…
Sudah berbuat apa diri kita, sudah bikin apa kita?
Cukupkah atau belum cukupkah persiapan untuk bekal hari nanti?
Yokohama, 25 Februari 2015

2.
Tersayat.
Orang2 yang kucintai jauh dan dekat silih ganti.
Bagaimanapun semua itu cara Allah mengingatkan aku.
Untuk selalu berbuat baik.
Tidak ada yang tahu rencana Dia.
Yokohama, 6 Sept 2014


3.
Manusia itu sebenarnya
Dia sendiri yang memainkan perannya.
Bagus ia dapat bagus,
Sebaliknya juga.

Ya Allah, hanya Engkau 
yang menyembuhkan setiap sakit
Hingga sakit itu hilang sama sekali.
Engkau Sang Pemilik Hidup, Maha Pengampun, maafkan hamba, maafkan kami.
Melbourne, 18 Sept 2014.


4.
Warna-warna hidup

Merah bergejolak..
Kuning,
Jingga,
Biru semangat
Ungu
Pink
Hitam! Sontak!!
Semburat Tosca mencair...
Biru laut yang indah
Aqua marine yang menyejukkan
Krem plain pucat
Kuning yang shocking
So, so nature color
Hijau bersemi
Berbaur dengan cercah warna-warna bunga yang menyemangati..
…….
Yokohama, 25 Februari 2015


Photos: RHY (Tesselaar Tulip Garden, near Melbourne/29 Sept 2014).

No comments:

Post a Comment

HARI-HARI

  HARI-HARI 1 Tidak ada yang muluk, karena tidak perlu muluk. Muluk cuma sebatas angan? Ah, ya engga juga, ia bisa jadi kenyataan. Tapi ya g...