Tawa, senyum, dada yang menyesak itu memang putaran kehidupan.
Supaya kita ingat Dia, anakku . . .
Kembali ke kota ini, seperti lengang.
Daun-daun yang lebat itu memang rontok, karena waktunya.
Kelihatan terang, karena ranting-rantingnya berdiri sendirian tanpa kibaran daun-daunnya yang biasanya menyelimuti.
Ia menyimpan energi
untuk kembali bersemi di waktunya nanti.
Seperti itu anakku,
Pohon itu tenang saja menanti saat-saatnya sendiri yang memang sudah diatur.
Tapi tentu saja pohon itu punya usaha untuk hidup di berbagai musim. Ia punya nyawa juga.
Tawa, senyum, dada yang menyesak itu memang putaran kehidupan.
Supaya kita ingat Dia, anakku . . .
20 December 2012. Yokohama.
No comments:
Post a Comment