Derit gerak alat tenun Ulap Doyo itu adalah suara kehidupan seorang ibu di wilayah Kutai Barat-Kalimantan Timur. Jemarinya piawai menyelusupkan dawai benang ke jejeran benang vertikal di alat tenun itu. Sambil tangan kirinya sesekali menarik tali yang terhubung ke ayunan tidur anaknya di sebelahnya manakala si kecil rewel atau terbangun dari tidurnya.
Lembar demi lembar tenun khas Dayak itu memang nyawa bagi ibu ini sekeluarga. Dikumpulkannya lembar-lembar rupiah atau terkadang dolar dari turis yang tertarik memiliki tenun Dayak ini, untuk membeli susu anaknya, atau membeli baju bagus untuk dirinya pergi ke undangan 'selamatan' (kondangan) kerabat - handai taulannya.
Pagi-pagi, sudah menyusuri jalan kampung tanah berbatu mencari daun Doyo untuk dijadikannya benang. Daun yang berbentuk seperti daun tunas kelapa yang menyembul di antara semak-semak di hutan. (Atau jika tak sempat mengolah serat daun ini menjadi benang karena banyak pesanan, ia membeli benang yang sudah dibuat orang lain).
Dengan lincah tangannya mengerik serat hijau daun dalam rendaman air sungai, hingga memperoleh lapisan tembus pandang dari daun. Selanjutnya serat Doyo ini akan menjadi benang. Dari sini kehidupannya berlanjut. . .©
No comments:
Post a Comment