Tiba-tiba surat dari baby kecilku terlihat menyembul di antara tumpukkansurat
dan kertas-kertas promosi di kotak surat apartemenku di Yokohama, 27 Mei 2010. Rupanya ini yang ditanyakan anakku dalam SMS (short message service) nya, apakah suratnya sudah tiba?
Ya, sudah datang hari ini, nak ; setelah hampir sebulan ketika tanggal 30 April engkau menulisnya dari Geelong, Victoria, Australia. Semoga anak-anakku, Nugra dan Dhea, nama kesayangan Emira Rosyada di seberang laut sana selamat dunia akhirat.
Kerap haturkan dzikir ini kepadamu Ya Allah…Hasbunallah wa ni’mal wakiil (akhir surah Ali Imran 173: Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi Kami dan Dia sebaik-baik pelindung/tempat bersandar), ni’mal maula wa ni’mannasyiir (karunia penguasa dan karunia penolong).
Laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyil azhiim (tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali di tangan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
Subhanallah, beberapa hal yang menakjubkan hadir. Mencari sesuatu yang entah di mana, ‘penyakit’ lupa yang kini sering datang tak jarang membuat penasaran mencarinya. Banyak sekali materi yang harus aku siapkan untuk mulai bekerja, tapi di mana ya buku-buku itu? Innalillahi wa inna ‘ilaihi roji’un, semua kembali kepadaNya. Tiba-tiba serasa ada kekuatan dorongan untuk mencari ke arah sana , dan dia yang dicari ketemu! Sujud syukur untukMu tiada tara , tak ada yang bisa menandingiNya.
Hari-hari ini aku memang sibuk berbenah. Alhamdulillah, tiga tulisan telah dimuat di media harian di Jakarta –pekerjaan yang coba dimulai lagi setelah lama tak terjamah sebab rutinitas yang tak pernah berujung. Bahan-bahan yang tercecer ketika pindah rumah dari Tokyo ke Yokohamatempohari sempat tak terlacak, kini satu-satu terkumpul lagi.
[Kok,tiba-tiba aku terbayang aroma singkong goreng..(tersenyum).. pikiranku memang tengah melayang ke tanah air..].
***
Dari bayiku
Berkali-kali airmata ini kuseka. Besar karuniaMu yang hari-hari ini aku terima. Subhanallah (Maha suci Allah), Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
Siang itu 27 Mei 2010, di hall kotak surat di lantai dasar apartemen View Court Kominato, Yokohama, aku buka kotak surat no.1401.
To: Bunda
Di atas amplop putih ukuran 15x15 berperangko AUD$ 1,40. Di sisi muka kartu setelah amplop kubuka, bertuliskan: “ It’s not what we have in our life, but who we have in our life that counts”.
Di lembar tengahnya:
“Ass.Wr.Wb.
Halo Bundaku tercinta dan tersayang!
Selamat Hari Ibu J
Terimakasih udah rela bersakit-sakit dari sejak aku umur 0 di kandungan sampai lahir.
Terimakasih udah mau bersusah payah dan berepot-repot membesarkan aku dari baru lahir sampai detik ini.
Terimakasih udah ngurusin aku dan selalu ada untuk aku. Terimakasih untuk selalu bawel karena itu ngingetin aku supaya selalu di jalan yang benar.
Bunda emang kadang-kadang rewel dan jayus,
Tapi kalau bukan karena bunda yang seperti itu, aku nggak akan jadi Emira yang sekarang.
Terimakasih karena bunda cantik, aku juga jadi cantik. Luar dalam he heJ.
Maafin aku suka bikin bunda marah dan dongkol.
“The person I admire the most is my mother.
Because she never gives up. She never gave up on me.
Knowing that my mother is proud of me, means than any crown”.
Terimakasih Ya Allah,
untuk menjadikan aku anak Bunda J
Geelong, 30 April 2010
Emira
idarosmeini wrote on May 31, '10
tidak bisa dibantah.. tanggung jawab yang berat.. asal selalu diingatkAN oleh Alloh bawah anak2 adalah titipanNYA, semoga kita selalu kuat mengemban tgg jwb itu.
|
denidhyanti wrote on Jun 7, '10
Baru baca surat Dhea untukmu.. Mudah2an Dhea juga Nugra selalu dalam lindungan Allah SWT.. Amin... Dan mbak Emi walaupun jauh dari anak2 tetapi tetap tidak 'sepi' ya....
|
fgisasmara wrote on Sep 28, '10
Masya Allah... Semoga De Dhea tambah sholehah dan pinter, dimudahkan dan dilancarkan dalam segalanya. amiin
|
No comments:
Post a Comment