by Rahmayanti Helmi Yanuariadi on Wednesday, March 28, 2012 at 4:46am ·
Harian Seputar Indonesia (SINDO), Jakarta-Indonesia
Melihat The St Kilda Esplanade Market, Melbourne - GALERI ORISINALITAS Karya Seniman
Monday, 26 March 2012
Hanya berjalan-jalan mengunjungi pasar di Melbourne sudah menarik dan menghibur. Tidak perlu uang banyak seperti mengadakan perjalanan ke luar kota karena eksplorasi di Kota Melbourne sudah sarat objek turis.
St Kilda Esplanade Market ini salah satunya,yang tergelar sepanjang tahun hanya pada setiap Minggu dari jam 10.00 pagi hingga jam 05.00 sore.Sejak tahun 1970,pasar di akhir pekan ini menampilkan sekitar 150–200 gerai karya seniman dan orang-orang kreatif berkelas yang menjual hasil buatan mereka.Kita yang cuma melihat- lihat,bahkan membelinya merasa terhormat karena sang seniman itu sendiri yang menjaga stan.
Tahun ini,The St Kilda Esplanade Market memasuki usia ke-40 tahun. Sungguh menarik.Dari jauh sudah kelihatan tenda-tenda putih berjejer di sepanjang trotoar sejajar pantai dari arah City (nama yang lazim untuk menyebut pusat Kota Melbourne) hingga ke taman bermain Luna Park di St Kilda.Ini adalah ajang mempertontonkan sekaligus menjual karya-karya seni orisinal langsung dari tangan pertama.
Barang seni yang ditawarkan berupa kerajinan glass,painted glass,perhiasan,keramik, kaligrafi Jepang,patung,fotografi, lukisan,puppet,kerajinan kulit, kerajinan kayu,karya seni tradisional, designer bags,pakaian,aneka sabun herbs,dan masih banyak lagi. Lokasi pasar seni ini terletak di boulevard yang klasik dekat pantai, tepat di seberang hotel Novotel dan hotel kuno The Esplanade.
Tempat ini menyajikan pemandangan pantai dan laut lepas.Dari arena pameran ini kita bisa turun ke pantai.Jangan lupa membawa scarf karena biasanya angin bertiup lumayan dingin. Cuma berjalan di sepanjang trotoar bernaung pohon palem tempat pameran ini atau bersepeda (yang disewakan) di sepanjang pantai asyik juga.Ada pedestrian terbuat dari kayu dan beton sejajar pantai yang nyaman dilalui sepeda jika ingin menyusuri pantai dan mencari keringat.
Menghabiskan waktu dengan duduk-duduk memandang ke laut sambil menyeruput flat white coffeedi outdoor cafédi pinggir semenanjung di Port Philip Bay itu,jika ingin benar-benar merasakan suasana sosial dan alam Melbourne.
Cukup dengan membeli kartu tram Metcard untuk satu hari seharga 7,60 dolar Australia di stasiun kereta atau di dalam tram,Melbourne’s Open air gallery by the sea ini ditempuh hanya 10 menit dari pusat kota (CBD: city business district),menggunakan transportasi umum tramNo 16 atau 79 (berhenti di halte No 31), atau tram96 (berhenti di halte No 136),dan tram112 berhenti di halte No 143.Di perjalanan dari citymenuju pasar seni,banyak kafé dan restoran, tempat masyarakat menikmati makan siang dengan gaya hidup sehari- hari orang Australia,khususnya di Acland Street’s café and cake.
Pada hari libur umum pun,pasar hari Minggu ini terus buka.Cek di www.esplanademarket.com, jika ingin lebih tahu. Di sana,tidak sengaja berjumpa dengan Arts & Crafts milik Yani Moediman,perempuan asal Blitar yang sudah sekitar 20 tahun lebih berada di Australia.Ibu dua anak ini bercerita,untuk bisa ikut rutin menggelar karya di pasar ini di sepanjang tahun,dirinya mesti membayar 2.200 dolar Australia.
Karyakaryanya berupa painted glass ratarata berbentuk bunga dan burung Lyel,burung asli Australia yang memilik ekor indah (burung ini terpampang di koin 10 sen dan uang kertas 10 dolar).Saya sengaja membeli sebuah lepek kecil karya Yani bergambar bunga untuk kenangkenangan sudah mengunjungi pasar seni ini.“Sepuluh dolar saja deh untuk kamu,”kata Yani,menurunkan harga dari 12 dolar.Karya Yani tidak terbilang mahal,antara 8 dolar Australia hingga 70 dolar Australia berupa tempat lampu kaca yang besar bernuansa kuno.
Dia menggunakan cat air khusus yang dibeli dari Inggris,kebetulan suaminya berasal dari negeri itu,yang kalau pulang kampung membeli alat cat untuk kerajinan kacanya. Mampir juga di gerai Sunrise Woodcraft yang menjual aneka potongan kayu Camphor Laurel (Cinnamomum camphora).“Ciumlah talenan itu,baunya wangi..,”kata Jeff Serger,seniman yang membuat usaha ini sejak 1977. Jeff senang diajak ngobrolkarena dia pernah dua tahun tinggal di Bandung.
Dia menjelaskan,kayu talenan ini jika usai dipakai untuk memotong sayuran,goresannya akan tertutup lagi setelah dicuci.Bagus bentuknya karena menampilkan guratan serat kayu yang dipotong secara diagonal atau penampang atas,dari kayu yang tidak terlalu besar.Talenan yang dilindungi minyak biji anggur ini mengandung antibakteri dan waterproof. Yang unik dijumpai adalah prangko kuno yang diselaputi resin, karya Noushka Designs.
Prangko kuno asli ini dibalut zat resin yang berupa bahan seperti bahan plastik transparan setebal 0,3 cm.“Ini dibuat dari prangko koleksi saya sejak kecil.Jadi,ini bukan prangko reproduksi lho,tapi prangko asli zaman dulu,”kata Noushka,perempuan Australia yang belajar desain dan fotografi, yang kemudian memiliki usaha Noushka Designs dan usaha fotografi ini.Kerajinan resin bergambar prangko ini dibuat, antara lain menjadi cufflink (kancing manset),bros,dan cincin.
Pemuda seperti apa yang mau memakai cufflink ini untuk lengan kemejanya,tanya saya ingin tahu siapa tujuan pasarnya. “Ada saja lelaki yang suka memakai cufflink ini.Lelaki yang berjiwa dinamis,funky, dan mau lain daripada yang lain,”kata Noushka tersenyum.Semula dia enggan produknya dipotret dari dekat.Namun, dia tidak keberatan ketika saya mohon izin untuk memotret dari jauh secara umum.Akhirnya saya membeli sebentuk cincin prangko kuno bergambar bunga khas Australia,Waratah(Telopea speciosissima).
Karena memang unik dan belum pernah menemukan cincin yang seperti ini,saya rela merogoh kocek.Alhasil,dia mengizinkan saya untuk memotret dari dekat produk cincin itu. Sama dengan milik Noushka, Ocean Petal Art Studio,Ivanhoe menyimpan berbagai kuntum bunga asli alam Australia dalam resin juga. Warna tak berubah sama sekali. “Anda tinggal keringkan bunga itu dengan suatu lapisan di microwave, kemudian dibaluri beberapa lapis resin,”kata Jasenka Ivkov,yang bersama istrinya,Milan Ivkov,menggarap kerajinan tangan ini.
Tak semua orang bersedia memberi tahu bagaimana membuatnya.Namun,tentu saja kita tidak bisa menirunya kalau tidak belajar,kan? See glass juga menarik.Ray dan Cathie Seeber yang mendesain aneka pecah belah buatan tangan (kilnformed glass) tembus pandang dengan motif kerang,kanguru,dan koala. Perhiasan perak banyak sekali ditampilkan,antara lain yang dibuat oleh Dan McGill Jewellery.“Terima kasih Anda sudah bertanya apakah gerai saya boleh dipotret atau tidak,”kata seorang perempuan pembuat kerajinan perhiasan perak.
Karena ada seseorang yang kena marah pemilik gerai ketika memotret- motret.Malah ada yang menghampiri saya ketika tengah asyik memotret suasana dari jauh, persis di depan gerainya.“ Karya saya jangan dipotret yaa,”kata seorang perempuan berpenampilan nyentrik. Senangnya jalan-jalan di sini karena kita bertemu langsung dengan seniman pembuatnya, dari yang muda usia sampai yang sudah berusia,dan berpotret bersama mereka. Jika membeli karya mereka, mereka tentu akan lebih menghargai.
Makanya,mereka bilang,“Lebih baik Anda membeli karya saya daripada hanya memotret-motret, hehehehe….,”kata seorang seniman. Para seniman di pasar St Kilda Esplanade ini juga mengajarkan betapa penting orisinalitas karya intelektual seseorang.(*) LAPORANRahmayanti Helmi YanuariadiKontributor SINDO Melbourne
No comments:
Post a Comment